INN Mengupas Kiprah UMKM di Bangka Belitung di Tengah Tantangan Ekonomi Global

banner 400x130

PANGKALPINANG – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sejak lama menjadi tulang punggung yang menopang struktur ekonomi Indonesia, termasuk wilayah Bangka Belitung. Di tengah situasi ekonomi yang melesu, kontribusi UMKM menjadi semakin vital untuk menjaga stabilitas perekonomian daerah. Data terbaru mengungkapkan bahwa lebih dari 60% aktivitas ekonomi di Bangka Belitung bertumpu pada UMKM, yang mencakup ragam sektor seperti perdagangan, kuliner khas, hingga kerajinan lokal bernilai seni tinggi.

Namun, serupa dengan daerah lainnya, pelaku UMKM di Bangka Belitung tak lepas dari beragam kendala yang dipicu oleh dinamika ekonomi global. Tantangan seperti merosotnya daya beli masyarakat, terbatasnya akses pendanaan, dan fluktuasi pasar menjadi hambatan yang harus dihadapi.

banner 336x280

Ketua Indonesian News Network (INN), Sandi Kharisma, menjelaskan bahwa pelaku UMKM di Bangka Belitung mulai mengadopsi pendekatan kreatif demi bertahan di tengah badai ekonomi.

“Digitalisasi telah menjadi jalan keluar krusial bagi pelaku UMKM untuk menjangkau pasar lebih luas serta meningkatkan penjualan,” ujar Sandi.

Melalui platform seperti marketplace daring dan media sosial, produk lokal Bangka Belitung kini mampu menjangkau konsumen lintas wilayah. Contohnya, kerajinan anyaman lidi dan kudapan khas Bangka kini dengan mudah dapat ditemukan di berbagai toko daring.

Tidak hanya itu, pelaku UMKM juga memanfaatkan iklan berbayar di platform media sosial serta menjalin kolaborasi dengan influencer lokal. Strategi ini terbukti efektif dalam memperkuat eksistensi produk di mata konsumen sekaligus memperluas cakupan pasar.

“Kolaborasi di antara para pelaku UMKM menjadi langkah strategis untuk saling menopang. Beberapa komunitas, seperti Asosiasi UMKM Bangka Belitung, secara rutin menggelar pelatihan, bazar produk lokal, serta pendampingan usaha guna membantu pelaku UMKM menghadapi tantangan bisnis. Tak hanya itu, kolaborasi ini juga membuka peluang berbagi sumber daya, seperti bahan baku maupun informasi pasar yang strategis,” tambahnya.

Dalam upaya menjaga relevansi di pasar, pelaku UMKM di Bangka Belitung mulai menitikberatkan inovasi produk. Sebagai contoh, pengusaha camilan lokal kini menghadirkan variasi rasa baru berbahan baku lada putih khas Bangka. Selain itu, diversifikasi usaha juga menjadi pilihan untuk mengurangi risiko, seperti pengrajin yang mulai memproduksi suvenir khas bagi wisatawan.

Promosi produk UMKM terus digenjot melalui acara seperti festival kuliner dan pameran kerajinan. Langkah ini tidak hanya memperkenalkan produk lokal kepada khalayak luas, tetapi juga membuka peluang bagi ekspor ke pasar internasional. Dengan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Bangka Belitung, UMKM lokal memiliki kesempatan emas untuk memasarkan produk mereka secara langsung.

“Bangka Belitung memiliki potensi besar untuk pengembangan UMKM, berkat kekayaan sumber daya alam seperti hasil laut dan lada putih yang memberikan keunggulan kompetitif bagi pelaku usaha,” imbuh Sandi.

Selain itu, popularitas destinasi wisata Bangka Belitung yang terus meningkat menjadi peluang emas untuk menciptakan produk berbasis pariwisata, seperti suvenir unik berupa batik Cual dan kerajinan cangkang kerang.

“Dengan perpaduan strategi inovatif, digitalisasi, serta pemanfaatan potensi wisata, UMKM di Bangka Belitung diyakini mampu bangkit dan berkembang meskipun di tengah berbagai tantangan ekonomi global,” pungkas Sandi Kharisma.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *