
PANGKALPINANG, KATABABEL.COM — Dalam kehidupan sehari-hari, nasihat orang tua sering kali menjadi penerang bagi anak-anaknya. Begitu pula pesan sederhana yang kerap diulang oleh seorang ayah dan ibu: “Jangan tinggalkan salatmu, bacalah Al-Qur’an, dan syukurilah setiap rezeki yang Allah titipkan.”
Pesan ini ternyata memiliki dasar kuat dalam Al-Qur’an dan sunnah, terutama dalam Surah Al-Baqarah ayat 284–286 serta amalan salat wajib dan sunnah seperti tahajud dan dhuha.
Kandungan Surah Al-Baqarah Ayat 284–286: Keikhlasan dan Perlindungan dari Allah
Tiga ayat penutup Surah Al-Baqarah disebut sebagai ayat yang agung dan penuh perlindungan.
Allah SWT berfirman bahwa segala sesuatu di langit dan bumi adalah milik-Nya, dan setiap amal, baik yang tampak maupun tersembunyi, akan dihisab.
Ayat 285 menegaskan keimanan para Rasul dan orang beriman terhadap wahyu Allah, sementara ayat 286 menjadi sumber penghiburan bagi setiap muslim:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…”
Ayat ini mengajarkan keteguhan hati dan keyakinan bahwa setiap ujian hidup datang bersama kekuatan untuk menghadapinya. Tak heran, ayah dan ibu sering mengingatkan anak-anaknya agar selalu membaca ayat ini sebelum tidur sebagai bentuk perlindungan dan ketenangan hati.
Keutamaan Salat Lima Waktu: Tiang Kehidupan Seorang Muslim
Salat lima waktu menjadi kewajiban utama bagi setiap muslim. Rasulullah SAW bersabda:
“Perumpamaan salat lima waktu seperti sungai yang mengalir di depan rumah salah seorang di antara kalian, ia mandi di dalamnya lima kali sehari. Apakah masih tersisa kotoran pada dirinya?” (HR. Bukhari dan Muslim)
Artinya, salat bukan sekadar kewajiban, melainkan pembersih jiwa dan penyejuk hati. Pesan orang tua untuk tidak meninggalkan salat lima waktu adalah bentuk kasih sayang agar anak-anaknya senantiasa dekat dengan Allah dan terjaga dari keburukan.
Tahajud: Jalan Mendekatkan Diri dan Membuka Pintu Rahmat
Salat tahajud, yang dilakukan di sepertiga malam terakhir, memiliki keutamaan luar biasa. Dalam Al-Qur’an (QS. Al-Isra: 79), Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk bangun di malam hari sebagai bentuk ibadah tambahan yang dapat mengangkat derajat di sisi-Nya.
Tahajud bukan hanya amalan sunah, melainkan bentuk komunikasi yang sangat pribadi antara hamba dan Tuhannya. Ayah dan ibu yang menasihati anaknya agar menunaikan tahajud sebenarnya sedang menanamkan nilai kerendahan hati dan kesadaran spiritual di tengah hiruk pikuk dunia.
Dua Penarik Rezeki: Shalat Dhuha dan Surah Al-Waqiah
Selain tahajud, dua amalan yang kerap disebut sebagai penarik rezeki adalah shalat dhuha dan membaca Surah Al-Waqiah.
Rasulullah SAW bersabda:
“Pada tiap-tiap ruas tulang manusia diwajibkan sedekah setiap pagi. Cukuplah bagi semuanya dua rakaat dhuha.” (HR. Muslim)
Sementara itu, Surah Al-Waqiah dikenal sebagai surah kekayaan karena kandungannya mengingatkan bahwa rezeki sejati berasal dari Allah, bukan dari harta dunia. Membacanya setiap malam diyakini dapat menghadirkan keberkahan dan ketenangan hati, bukan semata-mata untuk memperkaya diri, tapi menumbuhkan rasa cukup.
Pesan Abadi dari Orang Tua
Bagi banyak anak, nasihat ayah dan ibu bukan sekadar petuah lama, melainkan warisan nilai kehidupan.
“Bacalah Al-Baqarah sebelum tidur, jangan tinggalkan salatmu, dan jangan lupa dhuha serta Al-Waqiah,” pesan mereka, yang kini menjadi pedoman hidup di tengah perjalanan dunia yang semakin sibuk.
Pesan sederhana itu sesungguhnya adalah kunci hidup berkah dan hati tenang — sebab di dalamnya tersimpan kedisiplinan, kesabaran, dan keikhlasan dalam menerima takdir Allah.
🕌 Penulis:
Redaksi Islami – Inspirasi dari Ayat dan Nasihat Orang Tua
Editor: Sandi Kharisma
Tidak ada komentar