Scroll Untuk Baca Berita
banner 728x90
banner 728x90
Artikel

Sejarah Lokomotif di Pangkalpinang: Jejak Mekanisasi Tambang Timah yang Hampir Terlupakan

311
×

Sejarah Lokomotif di Pangkalpinang: Jejak Mekanisasi Tambang Timah yang Hampir Terlupakan

Sebarkan artikel ini
Dato' Akhmad Elvian. Foto (ist)

PANGKALPINANG – Sejarawan Datuk Akhmad Elvian mengungkapkan bahwa sejarah pertambangan timah di Bangka, termasuk Pangkalpinang, tidak bisa dilepaskan dari hadirnya mekanisasi yang diperkenalkan pemerintah kolonial Hindia Belanda pada abad ke-19. Salah satu tonggak penting modernisasi tambang saat itu adalah penggunaan mesin uap dan lokomotif yang mengubah sistem kerja dari tradisional ke mekanis.

Sebelum kedatangan Belanda, aktivitas penambangan timah di Bangka sangat bergantung pada teknologi tradisional yang dibawa masyarakat Tionghoa. Hampir semua peralatan berbahan dasar kayu: mulai dari pompa air sederhana (chinsia), roda air (chiacaw), saluran air tebet (chiacaw), pengayak pasir ( sakan), hingga bangunan bedeng atau rumah kepung sebagai tempat tinggal pekerja tambang.

Untuk peleburan timah digunakan tanur Cina yang membutuhkan kayu bakar dalam jumlah besar. Namun cara ini dinilai tidak efisien karena menguras cadangan hutan. Kondisi inilah yang mendorong Belanda memperkenalkan teknologi baru berupa mesin uap sekitar tahun 1870.

Mekanisasi pertambangan tidak berhenti di mesin uap. Belanda kemudian membawa masuk lokomotif yang multifungsi, di antaranya:

Menggerakkan pompa penyedot air tambang.

Menjadi pembangkit listrik untuk peleburan timah.

Menyemprot dan menghisap material tambang.

Menarik gerbong berisi timah maupun mengangkut pekerja tambang.

Lokomotif ini kemudian dikenal masyarakat lokal dengan sebutan “mobil”, karena dapat bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain melalui rel.

Seiring berkembangnya industri timah, Belanda membangun jaringan rel kereta tambang (tram tambang) di berbagai distrik di Pulau Bangka seperti Mentok, Sungailiat, Toboali, dan Pangkalpinang. Rel ini berfungsi menghubungkan lokasi tambang darat dengan pusat peleburan timah.

Peta Trem Locomotif di Pangkalpinang

Khusus di Pangkalpinang, terdapat jalur yang menghubungkan Sentral (pusat peleburan timah yang oleh masyarakat disebut “Puput”) dengan kawasan tambang di sekitarnya. Rel tersebut melintasi sejumlah titik strategis kota hingga masuk ke wilayah yang kini menjadi pusat pemerintahan. Bahkan, sisa-sisa rel masih terlihat hingga tahun 1970-an, termasuk di sekitar Jalan Sudirman dan Jalan Trem.

Nama “Kampung Trem” yang dikenal hingga saat ini diyakini berasal dari jalur kereta tambang yang dahulu aktif melintasi kawasan tersebut.

Selain menghadirkan lokomotif, Belanda juga memperkenalkan Oven Vlandern, yaitu teknologi peleburan timah berbasis listrik dengan pendingin air. Sistem ini jauh lebih efisien dibanding tanur Cina yang boros kayu, sekaligus menandai era baru dalam modernisasi tambang timah Bangka.

Sayangnya, sebagian besar jejak kejayaan transportasi tambang timah kini telah hilang. Rel-rel kereta ditutup atau dibongkar, bahkan banyak yang dimanfaatkan kembali sebagai bahan bangunan. Saat ini, hanya sedikit artefak yang tersisa, salah satunya lokomotif tua di Taman Lokomobil Mentok dan koleksi di Museum Timah Indonesia.

Sejarawan menilai, jika dikelola dengan baik, peninggalan ini bisa menjadi daya tarik wisata sejarah, sebagaimana pengelolaan kereta wisata “Sepur Kluthuk Jaladara” di Solo.

Bagi Akhmad Elvian, kisah lokomotif di Pangkalpinang bukan sekadar cerita teknis tentang mesin uap dan rel tambang. Lebih dari itu, ia adalah simbol transformasi industri timah dari tradisional menuju modern, sekaligus saksi bagaimana kekayaan alam Bangka pernah menjadi pusat perhatian dunia.

Kini, tantangan terbesar adalah bagaimana generasi penerus mampu menjaga, melestarikan, dan menghidupkan kembali narasi sejarah tersebut. Tidak hanya sebagai pelajaran penting masa lalu, tetapi juga sebagai potensi besar pengembangan pariwisata heritage di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *