PANGKALPINANG, KATABABEL.COM — Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pangkalpinang, Mie Go, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi tantangan penanggulangan penyakit menular seperti AIDS, Tuberkulosis (TBC), dan Malaria (ATM).
Hal tersebut disampaikannya saat membuka Pertemuan Penguatan Forum Kemitraan terhadap Sektor Swasta dan OPD Non Kesehatan dalam pemanfaatan dana CSR dan dana konvergensi lintas sektor, yang digelar di Sun Hotel Pangkalpinang, Selasa (11/11/2025).
Dalam sambutannya, Mie Go menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang hadir, mulai dari unsur pemerintahan, lembaga sosial, hingga dunia usaha yang berkomitmen memperkuat sinergi di bidang kesehatan.
“Pertemuan ini bertujuan memperkuat kolaborasi antara sektor pemerintah dan dunia usaha dalam pemanfaatan dana CSR serta dana konvergensi lintas sektor guna mencegah dan mengendalikan AIDS, TBC, dan Malaria di Kota Pangkalpinang,” ujar Mie Go.
Menurutnya, pembangunan kesehatan tidak bisa hanya bertumpu pada peran Dinas Kesehatan, melainkan menjadi tanggung jawab bersama seluruh komponen masyarakat.
“Tujuan utama pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Kesehatan adalah investasi penting bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi,” tambahnya.
Kasus AIDS di Pangkalpinang Mengalami Peningkatan
Dalam kesempatan itu, Mie Go mengungkapkan bahwa tren kasus AIDS di Pangkalpinang mengalami peningkatan dalam dua tahun terakhir.
“Tren kasus baru AIDS dari tahun 2023 ke 2024 menunjukkan kenaikan. Temuan kasus HIV baru terbanyak berada di wilayah Pasir Putih, Taman Sari, Selindung, dan Air Itam,” ungkapnya.
Ia menilai peningkatan tersebut sebagai peringatan bagi semua pihak agar memperkuat solidaritas dan kolaborasi dalam gerakan pencegahan.
“Kita harus bersatu memperkuat kolaborasi, tidak hanya dari sisi medis, tetapi juga dengan dukungan sosial, ekonomi, dan partisipasi aktif dunia usaha melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR),” jelasnya.
Peran Global Fund dan Target Nasional 2030
Mie Go juga menyoroti pentingnya keberlanjutan dukungan dari The Global Fund, lembaga internasional yang sejak 2003 berperan membantu Indonesia menanggulangi penyakit AIDS, TBC, dan Malaria.
“Melalui pendanaan Global Fund, lebih dari 20 juta jiwa telah diselamatkan, termasuk 10 juta jiwa di kawasan Indo-Pasifik. Dana ini juga berhasil mencegah 146 juta infeksi baru sejak 2012,” jelasnya.
Pemerintah Indonesia, lanjutnya, menargetkan tercapainya Ending AIDS, TBC, dan Malaria pada tahun 2030, sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis.
“Target nasional kita adalah menurunkan angka kejadian TBC menjadi 65 per 100 ribu penduduk dan menekan angka kematian akibat TBC menjadi enam per 100 ribu penduduk. Target ini hanya bisa dicapai melalui kerja sama semua pihak,” tegas Mie Go.
Ajak Semua Pihak Perkuat Solidaritas
Ia menambahkan, Indonesia masih termasuk dalam tiga besar negara dengan beban kasus TBC tertinggi di dunia, disertai kompleksitas epidemi HIV-AIDS dan stagnasi eliminasi malaria.
“Dengan kemajuan teknologi dan informasi kesehatan, seharusnya penyakit ini tidak lagi menjadi ancaman besar. Namun kompleksitasnya membutuhkan penanganan terpadu dan partisipatif,” ujarnya.
Menutup sambutannya, Mie Go mengajak seluruh pemangku kepentingan — mulai dari pemerintah daerah, lembaga sosial, dunia usaha, hingga masyarakat — untuk memperkuat solidaritas dan kepedulian sosial dalam upaya menanggulangi penyakit menular.
“Melalui forum ini, mari kita tingkatkan kolaborasi dan solidaritas. Dengan semangat bersama, Pangkalpinang bisa mewujudkan Ending AIDS 2030,” tutupnya.













