PANGKALPINANG, KATABABEL.COM – Menyambut peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Pemerintah Kota Pangkalpinang menggelar Doa Lintas Agama dengan mengusung tema “Konsisten Memperkuat Simpul Seni dan Budaya, Merawat Bangsa, Memperkokoh Toleransi, dan Bergandeng Tangan Melawan Radikal Terorisme”, Sabtu (16/8/2025) malam.
Kegiatan yang berlangsung khidmat ini dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, mulai dari Pj. Wali Kota Pangkalpinang, Muhammad Unu Ibnudin S.E., M.Si., Kapolresta Pangkalpinang atau perwakilannya, AKBP Maslikan S.Sos., M.Si. selaku Kasatgaswil Kep. Babel Densus 88 AT Polri, hingga para tokoh lintas agama dari enam keyakinan yang ada di Indonesia.
Dalam sambutannya, AKBP Maslikan menekankan bahwa doa lintas agama bukan sekadar simbol keberagaman, melainkan juga tradisi luhur yang mencerminkan jiwa bangsa Indonesia. Ia menyebut Bangka Belitung dengan filosofi “Serumpun Sebalai” sebagai teladan hidup berdampingan dalam perbedaan.
“Kita harus mewarisi semangat para pejuang kemerdekaan dengan menjaga harmonisasi, memperkuat kebudayaan, dan membangun Indonesia yang damai. Upaya melawan radikalisme tidak hanya bisa dilakukan aparat keamanan, tetapi harus menjadi gerakan bersama seluruh elemen bangsa,” ujarnya.
Menurutnya, ketika seni dan budaya tumbuh di tengah masyarakat, ideologi kekerasan sulit menemukan ruang. Karena itu, Densus 88 AT Polri terus mendorong penguatan budaya dan toleransi sebagai benteng utama menghadapi ancaman terorisme.
Sementara itu, Pj. Wali Kota Pangkalpinang, Muhammad Unu Ibnudin menegaskan bahwa doa lintas agama merupakan momentum penting untuk merayakan HUT RI ke-80 yang mengusung tema “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, dan Indonesia Maju.”
“Kota Pangkalpinang adalah kota yang memiliki toleransi sangat tinggi, dan itu sudah terbukti. Pada malam kemerdekaan ini mari kita bersama-sama berdoa agar cita-cita para pendiri bangsa terwujud, yaitu hidup berdampingan dengan damai,” kata Unu.
Ia juga menyinggung soal Pilkada Ulang Pangkalpinang yang akan segera digelar. Menurutnya, kemerdekaan bukan hanya soal terbebas dari penjajahan, tetapi juga kemerdekaan dalam menentukan pilihan secara jujur, adil, langsung, umum, bebas, dan rahasia. “Dengan begitu, suasana demokrasi dan pemerintahan bisa berjalan kondusif,” tambahnya.
Unu turut menyampaikan apresiasi kepada Densus 88 AT Polri yang telah berperan aktif menjaga keamanan dan mendukung tradisi doa lintas agama. Ia berharap kegiatan tersebut terus dipelihara sebagai sarana mempererat hubungan antara pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat.
Rangkaian acara juga diwarnai dengan pemberian piagam penghargaan oleh AKBP Maslikan kepada para pegiat seni atas dedikasi mereka dalam melestarikan budaya dan mendorong masyarakat lebih peduli pada warisan bangsa.
Selanjutnya, komunitas Rounin Teater menampilkan pertunjukan puisi dan teatrikalisasi bertema pencegahan paham radikal, yang mengangkat pesan pentingnya persatuan, pemahaman yang benar, serta toleransi antarumat beragama.
Acara ditutup dengan Doa Lintas Agama yang dipimpin secara bergantian oleh tokoh agama dari enam keyakinan: Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Doa bersama itu menjadi simbol kuat kebersamaan masyarakat Pangkalpinang dalam menjaga keharmonisan, memperkokoh toleransi, sekaligus menolak segala bentuk radikalisme dan terorisme.
Tidak ada komentar