PANGKALPINANG, KATABABEL.COM — Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Rina Tarol, melontarkan kritik tajam terhadap manajemen PT Timah Tbk dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Direktur Utama dan jajaran direksi perusahaan, Rabu (17/7/2025). Ia menilai PT Timah gagal mengelola kekayaan negara secara optimal dan bahkan membiarkan oknum internal yang dinilainya merugikan perusahaan.
“Percuma mereka menyusun strategi kalau hanya sebatas retorika. Masalah justru muncul dari dalam. Kalau dari awal mereka tegas, mungkin kondisinya tidak separah ini,” tegas Rina.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengelola aset strategis nasional, Rina menekankan pentingnya pengawasan internal yang kuat. Namun, ia justru menyoroti lemahnya koordinasi dan pengawasan yang berdampak pada ketidakharmonisan dengan masyarakat.
Rina turut mengungkap dugaan praktik tidak sehat dalam tubuh PT Timah, terutama terkait sistem penetapan harga dan penerbitan Surat Perintah Kerja (SPK). Ia menyebut pihaknya memiliki rekaman yang menunjukkan bahwa mitra kerja hanya akan mendapatkan SPK jika menyetujui harga tertentu.
“Kami punya rekaman. Disebutkan bahwa harga harus Rp6.000 per kilogram. Kalau tidak, SPK tidak akan keluar. Ini artinya ada yang tidak beres di dalam. Dan ini sepertinya dibiarkan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, ia juga mempertanyakan keberadaan sejumlah mitra kerja bermasalah yang tetap dipertahankan oleh manajemen.
“Kenapa mitra yang bermasalah tetap dipertahankan? Ada apa sebenarnya di balik ini semua?” katanya penuh tanda tanya.
Kritik juga disampaikan terhadap kebijakan pemerintah pusat yang membangun pabrik pengolahan timah di luar Babel, seperti di Batam, padahal bahan bakunya berasal dari Bangka Belitung. Menurut Rina, kebijakan tersebut tidak adil dan menutup peluang kerja bagi masyarakat lokal.
“Anak-anak kita yang kuliah dan butuh pekerjaan akhirnya cuma kebagian angin segar. Kenapa bahan bakunya dari sini, tapi pabriknya malah di luar?” ujarnya kecewa.
Ia pun berharap, di bawah kepemimpinan direktur utama yang baru, PT Timah mampu memperbaiki kinerja dan memperhatikan kesejahteraan masyarakat Babel.
“Jangan cuma keruk kekayaan alamnya. Tapi pikirkan juga nasib anak-anak kita yang masih menganggur,” tambahnya.(*)
Tidak ada komentar