BANGKA TENGAH, KATABABEL.COM — Kawasan wisata Bukit Pao kini menjelma menjadi primadona baru di Bangka Belitung, khususnya sejak hadirnya cafe alam terbuka “Dinding Tebing” dua pekan terakhir. Terletak di ketinggian dengan panorama menakjubkan, cafe ini telah menyedot perhatian ribuan pengunjung. Dalam sepekan terakhir, lebih dari 2.000 wisatawan tercatat mengunjungi Bukit Pao—lonjakan signifikan yang tak hanya dipicu oleh momen liburan sekolah, tetapi juga oleh daya tarik unik dari cafe tersebut.
Cafe Dinding Tebing bukan sekadar tempat ngopi. Dikelola oleh Sepradik Bangka Adventure, sebuah komunitas pecinta alam yang bernaung di bawah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bukit Pao, cafe ini hadir sebagai jawaban atas aspirasi para pendaki dan pengunjung yang mendambakan tempat bersantai dengan sentuhan alam asli Bangka.
“Selama ini, banyak pendaki yang menginginkan tempat ngopi yang menyatu dengan alam. Bukit Pao punya daya tarik luar biasa, dari sunrise, sunset, sampai city light view Kota Pangkalpinang yang bisa dinikmati dari atas ketinggian,” ujar Renal, Ketua Sepradik Bangka Adventure.
Kafe ini dibangun dengan prinsip ramah lingkungan dan pemberdayaan lokal, menggunakan material sederhana dan alami, seperti kayu dan bambu, serta meminimalkan dampak terhadap ekosistem hutan di sekitar bukit.
Dalam pengembangannya, Sepradik tidak sendiri. Mereka menggandeng komunitas KKNBA (Kelompok Kreatif Napak Bangka Adventure) yang aktif menata kawasan tersebut, termasuk menyiapkan fasilitas pendukung dan merancang berbagai spot wisata baru yang kreatif dan atraktif.
“Kami sedang merancang beberapa wahana baru seperti Betet Arena (zona edukasi burung lokal), lintasan Down Hill untuk sepeda ekstrem, dan Ayunan Raksasa yang menghadap langsung ke jurang. Semuanya dilakukan secara swadaya, tanpa sponsor. Bahkan kami patungan dari uang jajan teman-teman,” ujar Yoga, perwakilan KKNBA.
Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa anak muda di Bangka Belitung tidak hanya peduli pada alam, tapi juga memiliki semangat tinggi untuk menciptakan inovasi wisata yang bernilai tambah dan berkelanjutan.
Meski telah memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal dan jumlah kunjungan wisata, pengelola Bukit Pao mengaku hingga kini belum mendapat dukungan dari pemerintah daerah maupun sponsor swasta. Mereka berharap, dengan semakin tingginya minat masyarakat terhadap kawasan ini, pemerintah dapat turun tangan untuk memberikan bantuan fasilitas, promosi, dan legalitas usaha.
“Kami berharap pemerintah bisa melihat potensi ini, bukan hanya dari sisi pariwisata, tapi juga dari sisi pemberdayaan pemuda dan konservasi lingkungan,” tambah Renal.
Bukit Pao kini tidak hanya menjadi lokasi favorit para pendaki, tapi juga keluarga, komunitas, hingga wisatawan luar daerah yang ingin menikmati suasana hutan, pegunungan, dan kopi lokal dalam satu pengalaman yang unik. Di tengah kesejukan alam, pengunjung bisa duduk santai, menikmati racikan kopi khas Bangka, sembari memandangi bentangan alam dari ketinggian.
“Ini bukan cuma tempat ngopi. Ini tempat kami berproses, berkreasi, dan menjaga alam. Kami ingin Bukit Pao menjadi rumah bersama bagi siapa pun yang mencintai alam,” tutup Yoga.
Dengan semangat kolaborasi, kesadaran ekowisata, dan gotong royong anak muda, Bukit Pao kini bergerak menuju transformasi sebagai destinasi wisata alternatif unggulan di Bangka Tengah. Sebuah ruang yang mempertemukan alam, budaya, dan kreativitas generasi muda dalam satu harmoni.
Tidak ada komentar