KATABABEL.COM — Menjelang kunjungan resmi Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto ke Federasi Rusia pada 19–20 Juni 2025, Menteri Luar Negeri Sugiono telah lebih dahulu melakukan sejumlah pertemuan bilateral penting dengan para pejabat tinggi pemerintahan Rusia. Agenda ini merupakan bagian dari rangkaian persiapan diplomatik menjelang lawatan kepala negara ke Negeri Beruang Merah.
Dalam kunjungan kerjanya di Moskow, Menlu Sugiono bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, serta beberapa pejabat tinggi lainnya yang membidangi kerja sama strategis, ekonomi, pertahanan, dan kebudayaan. Pertemuan tersebut membahas penguatan hubungan bilateral kedua negara di berbagai sektor yang selama ini telah terjalin, serta membuka peluang kerja sama baru di tengah dinamika global yang terus berkembang.
“Pertemuan ini menegaskan komitmen kuat kedua negara untuk mempererat hubungan strategis yang saling menguntungkan, baik di bidang pertahanan, perdagangan, energi, hingga kerja sama pendidikan dan kebudayaan,” ujar Sugiono dalam keterangan resminya.
Kunjungan Presiden Prabowo ke Rusia dijadwalkan berlangsung selama dua hari dan akan mencakup agenda pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, serta penandatanganan beberapa nota kesepahaman strategis yang dirancang untuk memperkuat kemitraan jangka panjang antara Indonesia dan Rusia.
Sugiono juga memastikan bahwa lawatan ini membawa misi besar dalam memperluas peran Indonesia di panggung global, terutama dalam konteks kemitraan Asia-Eropa yang lebih berimbang dan multipolar.
“Presiden Prabowo akan menegaskan posisi Indonesia sebagai negara yang aktif, mandiri, dan terbuka terhadap kerja sama dengan semua pihak demi mewujudkan perdamaian dan kemakmuran bersama,” imbuhnya.
Kunjungan ini juga menjadi momentum penting untuk mempererat hubungan bilateral yang telah terjalin selama lebih dari 70 tahun antara Indonesia dan Rusia, sekaligus membuka lembaran baru kerja sama yang lebih konkret di tengah tantangan geopolitik internasional.
Agenda diplomatik tingkat tinggi ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam memperluas hubungan luar negeri yang berbasis kepentingan nasional, kemandirian politik luar negeri, serta penguatan peran di kawasan Eurasia.
Tidak ada komentar