banner 1028x250

Transformasi Ekonomi Bangka Belitung: Menjawab Tantangan Melalui Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan

admin
27 Mei 2025 07:04
Opini 0
3 menit membaca

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang dikenal kaya akan sumber daya timah, selama bertahun-tahun menggantungkan pertumbuhan ekonominya pada sektor pertambangan. Namun, ketergantungan yang tinggi terhadap satu komoditas telah menimbulkan berbagai persoalan struktural: kerusakan lingkungan, konflik sosial, serta ketimpangan pembangunan antarwilayah.

Dalam upaya menjawab tantangan tersebut, melalui perenungan dan pengalaman empirik selama menjabat sebagai Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, saya menawarkan sebuah gagasan strategis yang tertuang dalam buku berjudul Transformasi Ekonomi: Mengelola Sumber Daya Alam Bangka Belitung Berkelanjutan. Buku ini tidak hanya menjadi refleksi atas kondisi terkini Bangka Belitung, tetapi juga menjadi peta jalan menuju pembangunan masa depan yang lebih inklusif dan lestari.

Dalam buku ini, saya menganalisis struktur ekonomi Bangka Belitung yang cenderung monokultur. Industri pertambangan timah, meskipun memberikan kontribusi besar terhadap PDRB, telah menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat lokal. Ketidakseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan daya dukung lingkungan menjadi salah satu catatan kritis yang saya soroti.

Solusi yang saya tawarkan adalah pentingnya diversifikasi ekonomi. Melalui buku ini, saya mendorong optimalisasi sektor-sektor yang selama ini kurang mendapat perhatian serius, seperti pariwisata berbasis alam, pertanian organik, serta perikanan tangkap dan budidaya yang ramah lingkungan. Keberlanjutan ekonomi harus dibangun di atas fondasi yang lebih inklusif, memberdayakan masyarakat lokal, dan tidak merusak ekosistem dalam jangka panjang.

Transformasi ekonomi yang berkelanjutan tidak mungkin tercapai tanpa tata kelola pemerintahan yang baik. Buku ini secara khusus menekankan pentingnya transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik dalam proses pengambilan keputusan. Dalam konteks Bangka Belitung, hal ini berarti melibatkan komunitas lokal dalam pengelolaan tambang rakyat, pengawasan lingkungan, serta perencanaan pembangunan desa.

Kebijakan sektoral yang sering kali tumpang tindih, tidak terintegrasi, dan berorientasi jangka pendek perlu disinergikan. Kolaborasi antara pemangku kepentingan — pemerintah daerah, pemerintah pusat, pelaku usaha, dan masyarakat — menjadi kunci dalam mewujudkan transformasi ekonomi yang berkelanjutan.

Saya juga menekankan pentingnya adopsi teknologi ramah lingkungan dalam kegiatan ekonomi, terutama di sektor pertambangan dan pengolahan hasil bumi. Inovasi teknologi, menurut saya, merupakan kunci untuk mengurangi dampak ekologis sekaligus meningkatkan nilai tambah ekonomi.

Dengan pendekatan ekonomi hijau, Bangka Belitung tidak hanya menjaga keberlanjutan alamnya, tetapi juga dapat membangun citra positif sebagai daerah yang progresif dalam merespons krisis iklim global.

Meski belum sempurna, saya berharap buku Transformasi Ekonomi: Mengelola Sumber Daya Alam Bangka Belitung Berkelanjutan ini dapat memberikan kontribusi penting dalam wacana pembangunan daerah berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan. Buku ini diharapkan menjadi inspirasi dan panduan strategis bagi para pengambil kebijakan, praktisi pembangunan, akademisi, dan masyarakat luas yang peduli terhadap masa depan Bangka Belitung serta daerah-daerah lain yang menghadapi dilema serupa.

Masukan dan saran yang konstruktif sangat diharapkan demi pembangunan Bangka Belitung yang berkelanjutan.

x banner 728x90