SUNGAILIAT, KATABABEL.COM — DPRD Kabupaten Bangka menggelar Rapat Paripurna Penyampaian Raperda Triwulan I, diruang rapat paripurna Kamis (30/1/25).
Rapat dipimpin oleh Ketua DPRD Kabupaten Bangka Jumadi, S.IP., dan dihadiri oleh Pj.Bupati Bangka Isnaini, S.Tr., S.H., M.M., wakil ketua I DPRD Hendra Yunus, SE., Wakil Ketua II M.Taufik Koriyanto, S.H., M.H., segenap FORKOPIMDA, Kepala Dinas, kantor, Camat, Lurah, Darma Wanita dan Insan Pers dan para undangan.
Ketua DPRD Kabupaten Bangka Jumadi, S.IP., dalam sambutannya mengatakan, bahwa dalam Agenda Rapat Paripurna Penyampaian Raperda Triwulan I, ada 2 (dua) Raperda yang akan disampaikan pada hari ini yaitu :
1.)Raperda tentang perubahan atas peraturan daerah kabupaten bangka nomor 7 tahun 2023 tentang pajak daerah dan retribusi daerah.
2.)Raperda
tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan kedua Raperda tersebut sudah masuk dalam propemperda kabupaten bangka tahun 2025, yang ditetapkan melalui rapat paripurna tanggal 30 november 2024 yang lalu.
Selanjutnya Pj.Bupati Bangka Isnaini, S.Tr., S.H., M.M., dalam sambutannya mengatakan, latar belakang keberadaan Raperda tentang perubahan atas peraturan daerah kabupaten bangka nomor 7 tahun 2023 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, adalah guna mengakomodir usulan penambahan beberapa objek retribusi yang belum masuk ke dalam peraturan daerah kabupaten bangka nomor 7 tahun 2023 tentang pajak daerah dan retribusi daerah.
“Dalam undang-undang nomor 1 tahun 2022 tentang hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah serta peraturan pemerintah nomor 35 tahun 2023 tentang ketentuan umum pajak daerah dan retribusi daerah ditegaskan bahwa penambahan objek retribusi harus ditetapkan dengan perda,” kata isnaini.
Sehingga usulan penambahan objek terkait pungutan atas rumah susun dan mess/asrama pemerintah kabupaten bangka perlu ditetapkan melalui perubahan peraturan daerah tersebut.
Selain itu, dalam Raperda ini juga guna menindaklanjuti surat dari direktorat jenderal bina keuangan daerah kementerian dalam negeri yang mengatur.
“Bahwa kebijakan pengenaan opsen dilakukan dengan tidak menambah beban maksimum yang dapat ditanggung oleh wajib pajak,” ungkapnya.
Sehingga perlu mengakomodir, besaran tarif pajak mineral bukan logam dan batuan yang sebelumnya ditetapkan 20% (dua puluh persen) menjadi 16 % (enam belas persen).
Sedangkan untuk Raperda tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan, disusun guna melaksanakan ketentuan pasal 35 ayat (1) huruf b, undang-undang nomor 41 tahun 2009 tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 6 tahun 2023 tentang penetapan Peraturan pemerintah pengganti undang-undang nomor 2 tahun 2022.
“Tentang cipta kerja menjadi undang-undang, yang berbunyi pemerintah daerah wajib melakukan perlindungan terhadap lahan pertanian pangan berkelanjutan,” papar dia.
Selain itu, keberadaan luas lahan pertanian di wilayah kabupaten bangka setiap tahun mengalami penurunan akibat adanya pembangunan dan kegiatan usaha alih fungsi, sehingga diperlukan penataan kembali terhadap punguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan sumber daya agraria dalam mempertahankan lahan pangan.
Secara berkelanjutan, pertimbangan lainnya terhadap keberadaan Raperda ini adalah untuk memenuhi salah satu indikator yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dalam rangka memperoleh dana alokasi khusus bidang pertanian yang mensyaratkan adanya peraturan daerah tersebut.
Ia juga menambahkan, sebagai dasar pemberian dana alokasi khusus dimaksud Ke depan Isnaini berharap kepada pimpinan dan anggota dewan yang terhormat dapat membahas ke-2 (dua) Raperda ini.
“Bersama-sama dengan pihak eksekutif terkait sesuai dengan ketentuan dan mekanisme yang berlaku, dan pada gilirannya nanti dapat disetujui dewan yang terhormat untuk ditetapkan menjadi perda Kabupaten Bangka,” pungkasnya. (Adv/*).