Jakarta, katababel.com – Ketergantungan pasokan dari luar daerah, menjadi salah satu penyumbang terbesar terjadinya inflasi. Menyikapi hal tersebut Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berkoordinasi ke Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Senin ( 13/02/2023).
Kedatangan Wakil Ketua DPRD Babel Hendra Apollo bersama Komisi II DPRD Babel yang diketuai oleh Agung Setiawan, wakil Ketua komisi II RAnto Sendhu beserta anggota komisi II antara lain, Jawarno, Edi Junaidi Foe, Tony Purnama dan Harianto didampingi Edi Romdhoni Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kep. Bangka Belitung, disambut baik oleh Amiruddin beserta jajaran di Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI.
“Yang menyebabkan inflasi di Babel itu salah satunya yakni Pupuk untuk pertanian masih di pasok dari luar dikarenakan pengiriman dari jalur Laut dan udara sehingga menyebabkan harga pupuk tersebut menjadi tinggi”, jelas, wakil Ketua Hendra Apollo.
Untuk itu, ia berharap agar adanya terobosan dan program yang mampu menekan inflasi di Provinsi kepulauan bangka Belitung seperti Bantuan Subsidi Pupuk sehingga kebutuhan petani di bangka belitung dapat lebih optimal dan produksi tanaman pangan menjadi lebih baik sehingga terwujudnya ketahanan pangan di daerah.
Banyaknya lahan bekas eks penambangan timah di Provinsi kepulauan bangka belitung, berupa tanah timbunan maupun pasir tailing sehingga menyebabkan kerusakan kondisi lahan tanah tersebut miskin kandungan unsur hara.
“Bagaimana bekas eks tambang di Babel itu agar bisa dimanfaatkan untuk pertanian, seperti adanya reboisasi untuk pertanian dan penelitian sehingga lahan tersebut dapat ditanami tanaman pangan “, imbuhnya.
Pada Kesempatan yang sama, Ketua komisi II DPRD Babel, Agung Setiawan menjelaskan, tingginya inflasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung beberapa waktu yang lalu, disebabkan salah satunya Produk tanaman Pangan.
“Kedatangan kami ke sini, ingin tahu, belajar terkait inflasi produk pertanian tanaman pangan”, jelasnya.
Ia menambahkan, bahwa tingginya inflasi yang terjadi disuatu daerah harus segera di atasi karena dapat berdampak terhadap tingginya harga kebutuhan pokok.
“Memang di kita itu terutama Padi. Di kami itu (babel) inflasi sekarang posisinya di 4,9 persen Januari 2023 merupakan 9 terendah secara nasional yang ada di Babel. dengan kondisi seperti ini tentunya menjadi bagian tugas kami bagaimana caranya menurunkan inflasi”, pungkasnya.
Sementara itu, wakil Ketua Komisi II Ranto Sendhu, menyebutkan, bahwa fenomena inflasi menjadi masalah klasik di Provinsi Kepulauan bangka belitung.
Menurut nya, penyumbang terbesar terjadinya inflasi di provinsi kepulauan bangka belitung terutama masalah bahan bakar minyak (BBM).
“Kedua, tarif angkutan udara, harga tiket pesawat di kami tinggi, faktor penyumbang inflasi yang ketiga yaitu produk-produk pertanian, seperti beras, minyak goreng dan lainnya”, terangnya.
Sumber : Setwan DPRD Babel